Jumat, 25 Maret 2016

IKAN SIDAD ATAU IKAN BELUT

 IKAN SIDAD ATAU IKAN BELUT
Masyarakat Jepang menyadari banyaknya manfaat yang terkandung di dalam ikan sidat. Kandungan energi ikan sidat lebih besar dari telur ayam yang mencapai 270 kkal/100 g, sementara vitamin A yang terkandung di dalamnya tujuh kali lipat lebih banyak dari yang terkandung dalam telur ayam hingga mencapai 4700 IU/100 g.

Permintaan ekspor Ikan Sidat terus meningkat. Harga jualnya juga mencengangkan. Sayangnya, teknik pendederan dan pembesaran yang menjadi kunci dihasilkannya Ikan Sidat berkualitas dan layak ekspor belum banyak dikuasai.

Ikan Sidat adalah sejenis belut, namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada yang mencapai 50 cm. Memang tidak enak dilihat. Tapi siapa sangka, konsumen asing menganggap cita rasa Ikan Sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kalau di restoran Jepang, ikan ini sebutannya Unagi.

Teknologi budidaya Ikan Sidat masih baru di Indonesia. Budidaya Ikan Sidat di Indonesia baru ditemukan sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang, yang merupakan UPT Ditjen Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Padahal, ikan sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Asal tahu saja, pengembangan budidaya kedua negara tersebut menggunakan benih Sidat dari Indonesia.

Ikan Sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa. Setelah itu, Ikan Sidat dewasa beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang, dan secara berangsur-angsur terbawa arus ke perairan pantai. Ikan Sidat yang telah mencapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai.